الجامعة الا سلامیة الا ندونیسیة

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "الجامعة الا سلامیة الا ندونیسیة"

Transkripsi

1 STATUTA الجامعة الا سلامیة الا ندونیسیة بسم االله الرحمن الرحیم MUKADDIMAH Sesungguhnya manusia merupakan makhluk ciptaan Allah Swt. paling mulia, berfungsi sebagai khalifah Allah di muka bumi, yang bersedia mengemban amanah dan tanggung jawab untuk beribadah kepada-nya. Dalam menjalankan fungsinya, manusia mempunyai kebutuhan asasi dan kodrati guna meningkatkan derajat tertinggi kehidupan dan penghidupannya di antaranya pendidikan dan pengajaran melalui perintah membaca dan menulis. (QS 2: 30; QS 3: 110; QS 51: 56; dan QS 58:11). Atas kesadaran dan prakarsa para ulama, tokoh-tokoh Islam (Zu ama), dan pendiri bangsa (the founding fathers), maka pada tanggal 27 Rajab 1364 H, bertepatan dengan tanggal 8 Juli 1945, didirikanlah Sekolah Tinggi Islam di Jakarta, yang akhirnya menjadi Universitas Islam Indonesia di Yogyakarta. Universitas Islam Indonesia didirikan untuk menegakkan wahyu ilahi sebagai sumber inspirasi pengetahuan dan kebenaran mutlak, yang merupakan rahmatan lil alamin, rahmat bagi umat manusia serta alam semesta, guna mendukung dan menjunjung tinggi cita-cita luhur dan suci bangsa Indonesia dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sejalan dengan spirit perumusan pembukaan UUD (QS 2: 147; QS 5: 35; dan QS 21:107). Universitas Islam Indonesia sebagai lembaga pendidikan tinggi Islam, dalam sejarah perkembangannya telah turut mengawal perjalanan bangsa melalui kontribusi dalam upaya penyemaian peserta didik berkepribadian unggul sesuai dengan dasar keimanan dan kebenaran ilmiah bersifat universal dan obyektif (QS 2: 111; QS 41: 53). Oleh karena itu, Universitas Islam Indonesia berketetapan untuk selalu berupaya secara kreatif dan inovatif menciptakan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya dan seni, sesuai tuntutan peradaban manusia yang berpedoman pada prinsip-prinsip syariat Islam. Demi tercapainya tujuan luhur pembangunan manusia Indonesia seutuhnya serta terwujudnya masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera jasmani dan rohani yang diridlai oleh Allah Swt., Universitas Islam Indonesia berketetapan untuk menjamin keberlangsungan sistem pendidikan yang menyiapkan peserta didik untuk menjadi cendekiawan muslim dan pemimpin bangsa yang bertakwa, berakhlak mulia, berilmu amaliah dan beramal ilmiah, yang memiliki keunggulan dalam keislaman, keilmuan, kepemimpinan, keahlian, kemandirian, dan profesionalisme (QS 3: 19 & 85; QS 6: 165; QS 10: 101; QS 21: 80; QS 34: 15; QS 35: 28; QS 53: 39; QS 58: 11.). Halaman 1 dari 43

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Statuta Universitas Islam Indonesia ini yang dimaksud dengan: 1. Yayasan adalah Yayasan Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia; 2. Universitas adalah Universitas Islam Indonesia; 3. Fakultas adalah fakultas di lingkungan Universitas Islam Indonesia yang berfungsi mengkoordinasikan pendidikan akademik, profesi dan/atau vokasi dalam 1 (satu) atau seperangkat cabang ilmu keagamaan, ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, sastra, dan/atau seni tertentu yang mencakup satu atau beberapa program/jenjang pendidikan; 4. Sekolah (school) adalah unsur pelaksana akademik dalam cabang ilmu tertentu; 5. Jurusan/Program Studi adalah pelaksana catur dharma yang melaksanakan program pendidikan akademik pada program sarjana; 6. Program Pascasarjana adalah program pendidikan Strata Dua (Magister) dan/atau Strata Tiga (Doktor) di tingkat fakultas; 7. Program Diploma adalah program pendidikan vokasi dalam cabang ilmu tertentu di bawah fakultas; 8. Program Profesi adalah program pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki profesi dengan persyaratan keahlian khusus; 9. Departemen adalah unsur penunjang pelaksana akademik di bawah Program Studi yang berfungsi mengelola sumber daya manusia dan mengembangkan kurikulum, silabus, satuan acara perkuliahan serta mata kuliah sesuai dengan bidangnya; 10. Lembaga adalah unsur penunjang pelengkap di tingkat universitas dalam bidang penelitian, pengabdian pada masyarakat, dakwah Islamiyah dan bidang lainnya; 11. Pusat adalah unsur penunjang pelengkap di bawah universitas atau di bawah lembaga atau fakultas dalam bidang penelitian, pengabdian pada masyarakat, dakwah Islamiyah, dan bidang lainnya; 12. Satuan organisasi adalah unit-unit organisasi dalam unit organisasi Universitas Islam Indonesia; 13. Laboratorium/studio adalah unsur penunjang utama pada tingkat jurusan/ program studi di bidang pendidikan dan pengajaran; 14. Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal dan nonformal, pada setiap jenjang dan jenis pendidikan; Halaman 2 dari 43

3 15. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan tinggi yang terstruktur dan berjenjang; 16. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang; 17. Pesantren (ma had) adalah lembaga pendidikan nonformal di bawah universitas yang menyelenggarakan pendidikan agama Islam; 18. Pendidikan vokasi adalah pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik dengan keahlian terapan tertentu maksimal setara dengan program sarjana; 19. Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan; 20. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan; 21. Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan; 22. Kebebasan akademik adalah kebebasan yang dimiliki anggota sivitas akademika Universitas Islam Indonesia untuk secara bertanggung jawab dan mandiri melaksanakan kegiatan-kegiatan akademik yang terkait dengan pendidikan, penelitian, pengabdian pada masyarakat, dan dakwah Islamiyah; 23. Kebebasan mimbar akademik adalah bagian dari kebebasan akademik yang memungkinkan sivitas akademika Universitas Islam Indonesia menyampaikan pikiran dan pendapat sesuai dengan norma dan kaidah keilmuan; 24. Norma akademik adalah ketentuan, peraturan, dan tata nilai yang berkaitan dengan aktivitas akademik yang wajib ditaati oleh seluruh mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan; 25. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan kuliah serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan Universitas Islam Indonesia; 26. Dewan Dosen Departemen terdiri dari dosen tetap departemen yang bersangkutan; 27. Dewan Dosen Jurusan/Program Studi terdiri dari dosen tetap jurusan/program studi yang bersangkutan; 28. Dewan Dosen Fakultas terdiri dari dosen tetap fakultas yang bersangkutan; 29. Jabatan Struktural adalah jabatan untuk memenuhi posisi dalam struktur universitas; 30. Berhalangan tetap adalah satu keadaan di mana pejabat struktural tidak dapat melaksanakan tugas-tugas struktural sampai berakhir masa jabatannya yang disebabkan oleh meninggal dunia, sakit yang oleh dokter dinyatakan Halaman 3 dari 43

4 permanen, hilang menurut putusan pengadilan, meninggalkan tugas struktural selama 30 (tiga puluh) hari atau lebih secara berturut-turut tanpa izin pejabat yang berwenang, meninggalkan tugas struktural selama lebih dari 60 (enam puluh) hari secara berturut-turut dengan izin pejabat yang berwenang, atau diangkat menjadi pejabat negara baik dengan izin ataupun tidak; 31. Berhalangan tidak tetap adalah berhalangan melaksanakan tugas-tugas struktural antara 14 (empat belas) hari sampai maksimum 60 (enam puluh) hari berturut-turut sebelum berakhirnya masa jabatan yang ditetapkan dengan izin dari pejabat yang berwenang; 32. Lembaga Kemahasiswaan adalah lembaga kemahasiswaan intra di lingkungan Universitas Islam Indonesia; 33. Senat Fakultas adalah badan normatif dan perwakilan tertinggi di tingkat fakultas; 34. Senat Universitas adalah badan normatif dan perwakilan tertinggi di tingkat universitas; 35. Sivitas Akademika adalah satuan yang terdiri atas dosen dan mahasiswa di lingkungan Universitas Islam Indonesia; 36. Warga Universitas Islam Indonesia adalah mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, alumni, orang tua mahasiswa, dan pensiunan pegawai Universitas Islam Indonesia; 37. Pembina adalah Pembina Yayasan Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia; 38. Pengurus Yayasan adalah Pengurus Yayasan Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia; 39. Rektor adalah Rektor Universitas Islam Indonesia; 40. Dekan adalah Dekan Fakultas di lingkungan Universitas Islam Indonesia; 41. Catur Dharma Universitas Islam Indonesia terdiri dari pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian pada masyarakat, dan dakwah Islamiyah. BAB II JATI DIRI Bagian Kesatu Nama dan Hari Jadi Pasal 2 (1) Universitas ini bernama Universitas Islam Indonesia, yang secara resmi disingkat UII. (2) Penulisan resmi Universitas Islam Indonesia dalam bahasa Arab adalah Al- (Al-Jami ah Al-Islamiyah الجامعة الا سلامیة الا ندونیسیة Indonesiyah) atau dalam bahasa Inggris adalah Islamic University of Indonesia. Halaman 4 dari 43

5 Pasal 3 (1) Universitas ini semula bernama Sekolah Tinggi Islam yang didirikan di Jakarta pada hari Ahad tanggal 27 Rajab 1364 H bertepatan dengan tanggal 8 Juli 1945 M. (2) Universitas berkedudukan di Yogyakarta sejak 4 Januari 1946 M. (3) Peringatan hari jadi (Milad/Dies Natalis) Universitas dilaksanakan setiap tanggal 27 Rajab tahun Hijriyah. Bagian Kedua Badan Penyelenggara Pasal 4 (1) Badan Penyelenggara Universitas adalah Yayasan. (2) Dalam menyelenggarakan Universitas, Yayasan berwenang dan berkewajiban membina, memelihara, menjaga, dan mengawasi pelaksanaan semua kegiatan Universitas. Bagian Ketiga Asas dan Pedoman Pasal 5 Universitas berasaskan Islam dan berpedoman pada Al Qur an, Sunah Rasul, dan hukum yang berlaku di Indonesia. Bagian Keempat Nilai Dasar, Visi, Misi dan Tujuan Pasal 6 (1) Nilai dasar Universitas adalah kepaduan nilai pengabdian (ibadah) dan nilai keunggulan (ekselensi) yang dijadikan landasan utama dalam membangun visi dan misi Universitas. (2) Penjabaran dari nilai-nilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pengurus Yayasan. Pasal 7 (1) Visi Universitas adalah terwujudnya Universitas Islam Indonesia sebagai: rahmatan lil alamin, memiliki komitmen pada kesempurnaan (keunggulan), risalah Islamiyah, di bidang pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat dan dakwah, setingkat universitas yang berkualitas di negara-negara maju. Halaman 5 dari 43

6 (2) Misi Universitas adalah menegakkan Wahyu Ilahi dan Sunnah Nabi sebagai sumber kebenaran abadi yang membawa rahmat bagi alam semesta melalui pengembangan dan penyebaran ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, sastra, dan seni yang berjiwa Islam, dalam rangka membentuk cendekiawan muslim dan pemimpin bangsa yang bertakwa, berakhlak mulia, berilmu amaliah dan beramal ilmiah, yang memiliki keunggulan dalam keislaman, keilmuan, kepemimpinan, keahlian, kemandirian, dan profesionalisme. Universitas bertujuan: Pasal 8 a. membentuk cendekiawan muslim dan pemimpin bangsa yang berkualitas, bermanfaat bagi masyarakat, menguasai ilmu keislaman dan mampu menerapkan nilai-nilai Islami serta berdaya saing tinggi. b. mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, sastra, dan seni yang berjiwa Islam. c. turut serta membangun masyarakat dan negara Republik Indonesia yang adil dan makmur serta mendapat ridla Allah Swt. d. mendalami, mengembangkan, dan menyebarluaskan pemahaman ajaran agama Islam untuk dipahami, dihayati, dan diamalkan oleh warga Universitas dan masyarakat. Bagian Kelima Atribut Pasal 9 (1) Atribut Universitas terdiri dari lambang, bendera, himne, mars, busana akademik, stempel, dan kop surat. (2) Lambang Universitas adalah gambar dengan warna dan bentuk sebagai berikut: Rumus Warna Biru : C: 100, M: 99, Y: 1, K: 0 Kuning : C: 4, M: 3, Y: 92, K: 0 Putih : C: 0, M: 0, Y: 0, K: 0 a. Gambar Gambar lambang Universitas berwujud perisai yang di dalamnya terdapat setangkai bunga berpolakan pena, buku, lunas kapal dan bertuliskan Halaman 6 dari 43

7 Universitas Islam Indonesia dan di bawahnya bertuliskan huruf Arab (Al-Jami ah Al-Islamiyah Al-Indonesiyah), berwarna kuning jika warna dasarnya gelap dan berwarna biru jika warna dasarnya terang. b. Warna Warna biru melambangkan ketegasan dan/atau kewibawaan. Warna kuning emas melambangkan harapan dan/atau pendidikan. Warna putih melambangkan ketulusan, kejujuran, dan ketekunan. c. Bentuk Bentuk perisai melambangkan pertahanan dan ketahanan. Bentuk bunga di tengah yang digayakan (distilisasi) menjadi kubah masjid melambangkan kebudayaan Indonesia yang sesuai dengan ajaran Islam. Bentuk bunga dengan lima mahkota melambangkan Dasar Negara Pancasila dan Rukun Islam. Bentuk melati berkelopak empat dan pada putik sari di atas bunga melambangkan perguruan tinggi atas dasar Catur Dharma. Bentuk yang digayakan (distilisasi) menjadi buku pada kelopak daun tengah melambangkan Kitab Suci Al Qur an. Bentuk dua penyangga pada kelopak daun yang paling bawah melambangkan Dua Kalimat Syahadat. Bentuk lunas kapal sebagai pintu masjid di bawah kelopak melambangkan unsur budaya Islam. (3) Bendera Universitas berwarna dasar putih dengan gambar lambang Universitas. (4) Syair dan notasi lengkap Himne Universitas adalah sebagai berikut: Halaman 7 dari 43

8 (5) Syair dan notasi Mars Universitas adalah sebagai berikut: Halaman 8 dari 43

9 Halaman 9 dari 43

10 (6) Busana akademik mahasiswa adalah toga Universitas yang warnanya sesuai dengan warna khusus universitas dan jenjang pendidikannya masing-masing. (7) Busana akademik dosen adalah toga Universitas yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan Universitas. (8) Kelengkapan toga Universitas berbentuk topi dengan hiasan kucir dan kalung dengan bentuk, warna, dan spesifikasinya diatur dalam Peraturan Universitas. (9) Bentuk, gambar, ukuran, warna stempel dan kop surat diatur dengan Peraturan Universitas. (10) Penggunaan atribut Universitas diatur dengan Peraturan Universitas. Pasal 10 (1) Setiap fakultas memiliki bendera, busana akademik, stempel, dan kop surat. (2) Spesifikasi dan penggunaan bendera, busana akademik, stempel, dan kop surat fakultas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Universitas. Pasal 11 Bentuk huruf (font) tulisan pada atribut Universitas dan/atau dokumen resmi lainnya mengikuti penulisan yang telah terdaftar pada Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor , 02 Agustus BAB III PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Bagian Kesatu Tugas Pokok Universitas Pasal 12 (1) Universitas mempunyai tugas pokok menyelenggarakan Catur Dharma pendidikan tinggi yang meliputi: a. pendidikan dan pengajaran; b. penelitian; c. pengabdian pada masyarakat; dan d. dakwah Islamiyah. (2) Hasil pelaksanaan tugas pokok universitas yang telah diselenggarakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dipublikasikan. Halaman 10 dari 43

11 (3) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Universitas mempunyai fungsi: a. menyelenggarakan, membina, dan mengembangkan pendidikan tinggi; b. menyelenggarakan, membina dan mengembangkan penelitian dalam rangka memelihara, melestarikan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, sastra, dan seni; c. menyelenggarakan, membina dan mengembangkan pengabdian pada masyarakat dalam rangka meningkatkan kehidupan manusia pada umumnya dan bangsa Indonesia pada khususnya; d. menyelenggarakan, membina dan mengembangkan dakwah Islamiyah; e. menyelenggarakan pelatihan kepemimpinan dan pembinaan bagi mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan; dan f. menyelenggarakan layanan pembelajaran dan administratif. Bagian Kedua Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan Pasal 13 (1) Jalur pendidikan di Universitas terdiri atas pendidikan formal dan nonformal. (2) Jenjang pendidikan di Universitas adalah jenjang pendidikan tinggi yang meliputi program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor. (3) Jenis pendidikan di Universitas meliputi pendidikan akademik, profesi, vokasi, dan keagamaan. Bagian Ketiga Kurikulum, Sistem Pendidikan, Bahasa Pengantar, dan Tahun Akademik Pasal 14 (1) Kurikulum pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan disusun dan dikembangkan dengan prinsip teoritis dan praktis sesuai dengan satuan pendidikan, dunia kerja, dan peserta didik. (2) Penyusunan dan pengembangan kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan visi, misi, dan tujuan Universitas dengan mengacu pada standar nasional pendidikan dan/atau pendidikan internasional. (3) Pedoman penyusunan kurikulum ditetapkan dengan Peraturan Universitas. Halaman 11 dari 43

12 Pasal 15 (1) Sistem pendidikan Universitas adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan Universitas. (2) Pelaksanaan sistem pendidikan dan proses pembelajaran Universitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Universitas. (3) Penyelenggaraan sistem pendidikan Universitas menggunakan Sistem Kredit Semester (SKS) yang bobot belajarnya dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks). Pasal 16 Bahasa pengantar dalam penyelenggaraan pendidikan adalah bahasa Indonesia dan/atau bahasa lain yang sesuai dengan kebutuhan program dan keunggulan pendidikan yang diselenggarakan. Pasal 17 Tahun akademik ditetapkan dengan Peraturan Universitas sesuai program pendidikan yang diselenggarakan. Bagian Keempat Layanan dan Proses Pembelajaran Pasal 18 Layanan pembelajaran diselenggarakan dengan menggunakan sistem informasi manajemen pendidikan. Pasal 19 Proses pembelajaran diatur dalam Peraturan Universitas sesuai dengan sistem pendidikan yang diselenggarakan. Bagian Kelima Gelar, Sebutan, Predikat Kelulusan, Penghargaan, dan Anugerah (Award) Pasal 20 (1) Pemberian, penyebutan, dan penggunaan gelar lulusan untuk setiap jenjang dan jenis pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Predikat kelulusan diatur dengan Peraturan Universitas. Halaman 12 dari 43

13 Pasal 21 (1) Gelar doktor kehormatan (Honoris Causa) dapat diberikan kepada seseorang yang telah berjasa dan/atau berkarya luar biasa bagi ilmu pengetahuan dan kemanusiaan. (2) Pemberian gelar doktor kehormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Universitas. Pasal 22 (1) Penghargaan dan tanda jasa diberikan kepada warga Universitas yang telah menunjukkan kesetiaan, prestasi, atau berjasa kepada Universitas. (2) Anugerah (Award) diberikan kepada seseorang atau lembaga yang telah berjasa kepada masyarakat, bangsa, negara, agama, dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan baik di tingkat nasional maupun internasional. (3) Jenis dan pedoman pemberian penghargaan dan tanda jasa diatur dengan Peraturan Pengurus Yayasan. Bagian Keenam Penelitian, Pengabdian pada Masyarakat, dan Dakwah Islamiyah Pasal 23 (1) Penelitian diselenggarakan oleh Universitas untuk menghasilkan dan mengembangkan pengetahuan empirik, teoritik, konsep, metodologi, model dan informasi baru yang memperkaya ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, sastra, dan seni. (2) Jenis penelitian mencakup penelitian sebidang, antarbidang, lintas bidang, dan/atau multibidang ilmu pengetahuan. (3) Penelitian dapat dilaksanakan oleh dosen, peneliti, dan/atau mahasiswa secara perorangan, kelompok, dan/atau kelembagaan. (4) Hasil penelitian yang merupakan hak atas kekayaan intelektual didaftarkan, didokumentasikan, dan dipublikasikan. (5) Hak atas kekayaan intelektual dari hasil penelitian dan/atau temuan/invensi di bidang teknologi, yang sebagian atau seluruhnya dibiayai dan/atau difasilitasi oleh Universitas dan/atau satuan organisasi Universitas, dimiliki oleh Universitas dengan tetap menghormati hak moral (moral rights) peneliti atau penemunya. (6) Dalam hal hasil penelitian dan/atau temuan/invensi menghasilkan keuntungan, peneliti dan/atau penemu sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diberi hak atas royalti. Halaman 13 dari 43

14 (7) Ketentuan tentang penyelenggaraan penelitian, pendaftaran hak atas kekayaan intelektual hasil penelitian dan/atau temuan teknologi, serta pemberian royalti diatur dengan Peraturan Universitas. Pasal 24 (1) Pengabdian pada masyarakat diselenggarakan oleh Universitas untuk mengamalkan ilmu pengetahuan, teknologi, sastra, seni, dan/atau budaya bagi kepentingan masyarakat. (2) Pengabdian pada masyarakat mencakup pengabdian sebidang, antarbidang, lintas bidang, dan/atau multibidang pengabdian (3) Pengabdian pada masyarakat harus terprogram secara efektif, sehingga memberikan kontribusi terhadap pengembangan wilayah dan pemberdayaan masyarakat melalui kerja sama Universitas dengan badan lain atau secara mandiri. (4) Pengabdian pada masyarakat dilaksanakan oleh dosen dan/atau mahasiswa secara perorangan, kelompok dan/atau kelembagaan. (5) Hasil pengabdian pada masyarakat didokumentasikan dan dipublikasikan. (6) Penyelenggaraan program pengabdian pada masyarakat diatur dengan peraturan Universitas. Pasal 25 (1) Dakwah Islamiyah diselenggarakan oleh Universitas untuk memelihara, mengembangkan, dan menyebarluaskan ajaran Islam. (2) Dakwah Islamiyah mencakup dakwah dengan lisan (bil lisan), tulisan (bil kitabah), dan tindakan (bil hal). (3) Dakwah Islamiyah dilaksanakan oleh mahasiswa, dosen dan/atau tenaga kependidikan secara perorangan, kelompok dan/atau kelembagaan. (4) Penyelenggaraan dakwah Islamiyah diatur dengan Peraturan Universitas. Bagian Ketujuh Kerja Sama Pasal 26 (1) Kerja sama dilakukan Universitas dengan perguruan tinggi/lembaga lain, di dalam atau di luar negeri, pemerintah atau swasta dengan tujuan untuk menggalang kemitraan guna meningkatkan mutu sivitas akademika dan catur dharma. (2) Kerja sama meliputi bidang pendidikan, penelitian/publikasi ilmiah, bidang pengabdian pada masyarakat, dakwah Islamiyah, serta lainnya yang Halaman 14 dari 43

15 memberikan keunggulan bersaing bagi Universitas dan bermanfaat bagi masyarakat dengan asas saling menguntungkan. (3) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) diatur lebih lanjut dalam Peraturan Universitas. Bagian Kedelapan Arahan Strategis, Pengawasan, dan Pengendalian Pasal 27 (1) Arahan strategis disusun oleh Pengurus Yayasan dan disahkan oleh Pembina. (2) Pengawasan, dan pengendalian Universitas dilakukan oleh Pengurus Yayasan berdasarkan arahan strategis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan laporan tahunan Universitas. (3) Dalam keadaan diduga terjadi penyimpangan, pengawasan dan pengendalian selain melalui laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan setiap waktu. (4) Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi laporan bidang akademik dan laporan bidang nonakademik. (5) Laporan bidang akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meliputi laporan penyelenggaraan pendidikan, penelitian, pengabdian pada masyarakat dan dakwah Islamiyah. (6) Laporan bidang nonakademik sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meliputi laporan kinerja manajemen dan kinerja keuangan. (7) Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditindaklanjuti dengan pemeriksaan oleh Lembaga Audit Pengurus Yayasan. (8) Tata cara pengawasan dan pengendalian Universitas diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pengurus Yayasan. Bagian Kesembilan Kode Etik Dosen Pasal 28 (1) Kode etik dosen adalah serangkaian norma dan nilai yang berisi kepribadian, kepatutan, komitmen, keteladanan, tanggung jawab, dan larangan yang dijadikan sebagai pedoman berperilaku dalam kehidupan profesi dosen Universitas. (2) Kode etik dosen ditetapkan oleh Pengurus Yayasan atas usulan Universitas. Halaman 15 dari 43

16 BAB IV ORGANISASI (1) Organisasi Universitas terdiri dari: a. Pimpinan Universitas; b. Senat Universitas; c. Fakultas; dan d. Unsur Penunjang. Bagian Kesatu Organisasi Universitas Pasal 29 (2) Organisasi dan tata kerja Universitas diatur dengan Peraturan Pengurus Yayasan. Bagian Kedua Pimpinan Universitas Pasal 30 (1) Pimpinan Universitas adalah Rektor dan Wakil Rektor. (2) Wakil Rektor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya terdiri dari: a. Wakil Rektor Bidang Akademik; b. Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan; dan c. Wakil Rektor Bidang Kerja sama, Kemahasiswaan, Keagamaan, dan Alumni. (3) Penambahan Wakil Rektor dari jumlah yang telah ditentukan pada ayat (2) ditetapkan oleh Pengurus Yayasan berdasarkan ketentuan yang berlaku. (4) Rektor wajib menjabarkan Arahan Strategis Yayasan dan Rencana Induk Pengembangan yang ditetapkan oleh Pengurus Yayasan dalam bentuk Rencana Strategis Universitas selama periode jabatannya. (5) Rencana strategis sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disusun selambatlambatnya 3 (tiga) bulan setelah pelantikan untuk disetujui oleh Senat Universitas dan disahkan oleh Pengurus Yayasan. (6) Rektor wajib membuat Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) sesuai dengan tahun buku Yayasan. (7) Mekanisme penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) sebagaimana dimaksud pada ayat (6) didasarkan pada pedoman penyusunan program dan anggaran yang ditetapkan oleh Pengurus Yayasan. Halaman 16 dari 43

17 (8) Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) sebagaimana dimaksud pada ayat (6) wajib mendapat persetujuan Senat Universitas. (9) Rektor mempertanggungjawabkan kinerja Universitas dan pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) kepada Senat Universitas dan Pengurus Yayasan setiap tahun dan pada akhir masa jabatan. Pasal 31 (1) Rektor berasal dari dosen tetap Universitas yang berusia maksimal 60 (enam puluh) tahun dan memiliki gelar Doktor dengan jabatan akademik serendah-rendahnya Lektor Kepala serta memiliki pengalaman menjabat serendah-rendahnya Ketua Program Pascasarjana atau Ketua Jurusan/Program Studi. (2) Wakil Rektor berasal dari dosen tetap Universitas yang berusia maksimal 60 (enam puluh) tahun dan memiliki gelar serendah-rendahnya Magister, kecuali untuk Wakil Rektor Bidang Akademik harus bergelar Doktor, dengan jabatan akademik serendah-rendahnya Lektor Kepala serta memiliki pengalaman menjabat serendah-rendahnya Sekretaris Program Pascasarjana atau Sekretaris Jurusan/Program Studi. (3) Syarat-syarat lain untuk Rektor dan Wakil Rektor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pengurus Yayasan. Pasal 32 (1) Bakal Calon Rektor yang telah dinyatakan lolos seleksi administratif ditetapkan oleh panitia pemilihan. (2) Bakal Calon Rektor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipilih oleh dosen tetap, tenaga kependidikan tetap, dan perwakilan lembaga kemahasiswaan di tingkat Universitas dalam pemilihan Bakal Calon Rektor yang diselenggarakan oleh panitia pemilihan. (3) Calon Rektor ditetapkan oleh panitia pemilihan sebanyak 5 (lima) orang dari hasil pemilihan Bakal Calon Rektor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berdasar perolehan urutan suara terbanyak. (4) Dalam hal tidak diperoleh 5 (lima) orang Calon Rektor sebagaimana dimaksud pada ayat (3), diajukan sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang Calon Rektor. (5) Calon Rektor sebagaimana dimaksud pada ayat (3) atau ayat (4) diajukan kepada Senat Universitas. (6) Perwakilan lembaga kemahasiswaan di tingkat Universitas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut dalam tata cara pemilihan Rektor dan Wakil Rektor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 Statuta ini. Halaman 17 dari 43

18 Pasal 33 (1) Calon Rektor dipilih oleh Senat Universitas. (2) Calon Rektor terpilih diajukan oleh panitia pemilihan kepada Pengurus Yayasan sebanyak 3 (tiga) orang berdasarkan urutan jumlah suara terbanyak. (3) Pengurus menentukan 1 (satu) di antara 3 (tiga) Calon Rektor terpilih yang telah diajukan oleh Senat Universitas sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Dalam hal Pengurus tidak dapat menentukan 1(satu) orang Calon Rektor terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Pengurus dapat menyerahkan kepada Pembina untuk menentukannya. (5) Calon Rektor terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (3) atau (4) diangkat oleh Pengurus Yayasan sebagai Rektor. (6) Rektor dapat diberhentikan oleh Pengurus Yayasan atas dasar usulan Senat Universitas. (7) Rektor dapat diberhentikan oleh Pengurus Yayasan setelah mendengar dan/atau meminta pertimbangan Senat Universitas. Pasal 34 (1) Calon Wakil Rektor dipilih oleh Senat Universitas atas usul Calon Rektor terpilih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (3) atau ayat (4). (2) Calon Wakil Rektor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diusulkan oleh Calon Rektor terpilih sekurang-kurangnya 2 (dua) orang untuk setiap bidang. (3) Calon Wakil Rektor terpilih diangkat oleh Rektor sebagai Wakil Rektor. (4) Wakil Rektor dapat diberhentikan oleh Rektor setelah mendapat persetujuan Senat Universitas. Pasal 35 Tata cara pemilihan Rektor dan Wakil Rektor diatur dengan Peraturan Pengurus Yayasan. Pasal 36 (1) Masa jabatan Rektor selama jangka waktu 4 (empat) tahun dan dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan, setelah masa jabatan yang pertama berakhir. (2) Masa jabatan Wakil Rektor selama jangka waktu 4 (empat) tahun dan dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan, setelah masa jabatan yang pertama berakhir. Halaman 18 dari 43

19 Pasal 37 (1) Dalam hal Rektor berhalangan tidak tetap, Rektor wajib mengusulkan Wakil Rektor bidang akademik kepada Pengurus Yayasan untuk menjalankan tugastugas Rektor. (2) Dalam hal Rektor berhalangan tetap, Wakil Rektor bidang akademik bertindak selaku pelaksana tugas Rektor berdasarkan keputusan Pengurus Yayasan. (3) Selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari sejak Rektor berhalangan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pengurus Yayasan menyelenggarakan pemilihan Rektor. (4) Pemilihan Rektor sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dalam Peraturan Pengurus Yayasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35. Pasal 38 (1) Dalam hal Wakil Rektor berhalangan tidak tetap, Rektor menunjuk Wakil Rektor lainnya untuk melaksanakan tugas-tugas Wakil Rektor yang berhalangan. (2) Dalam hal Wakil Rektor berhalangan tetap, Rektor menunjuk Wakil Rektor lainnya sebagai pelaksana tugas Wakil Rektor yang berhalangan tetap. (3) Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak Wakil Rektor berhalangan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Rektor menyelenggarakan pemilihan Wakil Rektor. (4) Pemilihan Wakil Rektor sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dalam Peraturan Pengurus Yayasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35. Bagian Ketiga Senat Universitas Pasal 39 (1) Senat Universitas mempunyai tugas dan wewenang: a. bersama-sama dengan Rektor membuat Peraturan Universitas; b. memberikan persetujuan terhadap Rencana Strategis Universitas; c. memberikan persetujuan terhadap pembentukan, perubahan, penggabungan, dan penutupan satuan organisasi; d. memberikan persetujuan terhadap penetapan kurikulum dan program akademik sesuai dengan Rencana Strategis Universitas di bidang akademik; e. memberikan persetujuan terhadap tolok ukur mutu kelulusan; Halaman 19 dari 43

20 f. memberikan persetujuan terhadap rencana kebijakan penilaian prestasi akademik dan kecakapan serta kepribadian mahasiswa dan dosen; g. memberikan persetujuan terhadap norma akademik; h. memberikan persetujuan terhadap kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, otonomi keilmuan, pemberian gelar dan penghargaan akademik; i. memberikan persetujuan terhadap usulan pengangkatan calon dosen tetap; j. memberikan persetujuan terhadap kenaikan jabatan Lektor Kepala dan/atau Guru Besar; k. memberikan persetujuan terhadap pemberian gelar doktor kehormatan (Honoris Causa); l. memberikan persetujuan atas Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Universitas; m. memberikan penilaian dan persetujuan terhadap laporan pertanggungjawaban Rektor atas kinerja dan pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) pada sidang tahunan dan akhir masa jabatan yang diadakan khusus untuk itu; n. memberikan persetujuan dan/atau rekomendasi penjatuhan sanksi atas pelanggaran norma akademik dan/atau nonakademik oleh dosen dan/atau mahasiswa; o. memilih Calon Rektor yang telah ditetapkan oleh panitia pemilihan; p. memilih Calon Wakil Rektor yang diusulkan oleh Calon Rektor terpilih; q. mengusulkan pemberhentian Rektor kepada Pengurus Yayasan; r. memberikan pertimbangan kepada Pengurus Yayasan dalam hal pemberhentian Rektor; s. memberikan pertimbangan kepada Rektor dalam hal pemberhentian Dekan; t. memberikan persetujuan terhadap usulan pemberhentian Wakil Rektor; dan u. menindaklanjuti laporan temuan hasil audit dari Lembaga Audit Pengurus Yayasan. (2) Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Senat Universitas memiliki alokasi anggaran operasional tersendiri. Pasal 40 (1) Keanggotaan Senat Universitas terdiri atas: a. Guru Besar Tetap; b. Dosen tetap dengan pangkat golongan serendah-rendahnya IVb; c. Pimpinan Universitas; d. Dekan Fakultas; dan Halaman 20 dari 43

21 e. Wakil Dosen Tetap Jurusan/Program Studi. (2) Setiap 1 (satu) orang anggota Senat wakil dosen tetap Jurusan/Program Studi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e mewakili 10 (sepuluh) orang dosen tetap. (3) Jurusan/Program Studi yang memiliki dosen tetap kurang dari 10 (sepuluh) orang, diwakili oleh satu orang anggota senat wakil dosen tetap Jurusan/Program Studi. (4) Ketua Senat Universitas adalah Rektor. (5) Sekretaris Senat Universitas dipilih dari dan oleh Anggota Senat. (6) Sekretaris Senat Universitas bukan dari unsur pimpinan Universitas atau Dekan Fakultas. (7) Susunan dan kedudukan Senat Universitas diatur dengan Peraturan Pengurus Yayasan. (1) Organisasi Fakultas terdiri dari: a. Pimpinan Fakultas; b. Senat Fakultas; c. Jurusan/Program Studi; d. Departemen; e. Program Pascasarjana; f. Program Diploma; dan g. Program Profesi. Bagian Keempat Fakultas Pasal 41 (2) Organisasi dan tata kerja Fakultas merupakan bagian dari organisasi dan tata kerja Universitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (2). Bagian Kelima Pimpinan Fakultas Pasal 42 (1) Pimpinan Fakultas terdiri dari seorang Dekan dan sekurang-kurangnya 1(satu) orang Wakil Dekan. (2) Dekan wajib menjabarkan Rencana Strategis Universitas dalam bentuk Rencana Strategis Fakultas selama periode jabatannya selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah pelantikan untuk disetujui oleh Senat Fakultas dan disahkan oleh Rektor. Halaman 21 dari 43

22 (3) Dekan wajib membuat Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) sesuai dengan tahun buku Yayasan. (4) Mekanisme penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) sebagaimana dimaksud pada ayat (3) didasarkan pada pedoman penyusunan program dan anggaran yang ditetapkan oleh Pengurus Yayasan. (5) Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan (4) wajib mendapat persetujuan Senat Fakultas. (6) Dekan mempertanggungjawabkan kinerja dan pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Fakultas kepada Senat Fakultas dan Rektor setiap tahun dan pada akhir masa jabatan. Pasal 43 (1) Dekan bagi fakultas yang menyelenggarakan program pascasarjana S-3 berasal dari dosen tetap Fakultas yang berusia maksimal 60 (enam puluh) tahun dan memiliki gelar Doktor dengan jabatan akademik serendah-rendahnya Lektor Kepala serta memiliki pengalaman serendahrendahnya Sekretaris Program Pascasarjana, Sekretaris Jurusan/Program Studi, Ketua Program Diploma, Ketua Program Profesi, atau Ketua Departemen. (2) Dekan bagi fakultas yang tidak menyelenggarakan program pascasarjana S-3 berasal dari dosen tetap fakultas yang berusia maksimal 60 (enam puluh) tahun dan memiliki gelar serendah-rendahnya Magister dengan jabatan akademik serendah-rendahnya Lektor Kepala serta memiliki pengalaman serendah-rendahnya Sekretaris Jurusan/Program Studi, Ketua Program Diploma, atau Ketua Program Profesi. (3) Wakil Dekan berasal dari dosen tetap yang berusia maksimal 60 (enam puluh) tahun dan memiliki gelar serendah-rendahnya Magister dengan jabatan akademik serendah-rendahnya Lektor serta memiliki pengalaman menjabat di lingkungan Universitas. (4) Bagi fakultas yang memiliki Bakal Calon Dekan kurang dari 3 (tiga) orang yang memenuhi syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau ayat (2), syarat jabatan akademik bagi Bakal Calon Dekan serendah-rendahnya Lektor. (5) Syarat-syarat lain untuk Dekan dan Wakil Dekan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan Universitas. Pasal 44 (1) Bakal Calon Dekan yang telah dinyatakan lolos seleksi administratif ditetapkan oleh panitia pemilihan. (2) Bakal Calon Dekan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipilih oleh dosen tetap fakultas, tenaga kependidikan tetap fakultas, dan perwakilan lembaga Halaman 22 dari 43

23 kemahasiswaan di tingkat fakultas dalam pemilihan Bakal Calon Dekan yang diselenggarakan oleh panitia pemilihan. (3) Calon Dekan ditetapkan oleh panitia pemilihan sebanyak 5 (lima) orang dari hasil pemilihan Bakal Calon Dekan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berdasar perolehan urutan suara terbanyak. (4) Dalam hal tidak diperoleh 5 (lima) orang Calon Dekan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), diajukan sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang Calon Dekan. (5) Calon Dekan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) atau ayat (4) diajukan kepada Senat Fakultas. (6) Perwakilan lembaga kemahasiswaan di tingkat Fakultas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut dalam tata cara pemilihan Dekan dan Wakil Dekan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (6) Statuta ini. Pasal 45 (1) Calon Dekan dipilih oleh Senat Fakultas. (2) Calon Dekan terpilih diajukan oleh panitia pemilihan kepada Rektor untuk diangkat sebagai Dekan. (3) Calon Wakil Dekan dipilih oleh Senat Fakultas atas usul Calon Dekan terpilih. (4) Calon Wakil Dekan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diusulkan oleh Calon Dekan terpilih sekurang-kurangnya 2 (dua) orang. (5) Calon Wakil Dekan terpilih diajukan oleh panitia pemilihan kepada Rektor untuk diangkat sebagai Wakil Dekan. (6) Dekan dapat diberhentikan sebelum berakhir masa jabatannya oleh Rektor atas usul Senat Fakultas dengan pertimbangan Senat Universitas. (7) Wakil Dekan dapat diberhentikan sebelum berakhir masa jabatannya oleh Rektor atas usul Dekan setelah mendapatkan persetujuan Senat Fakultas. (8) Tata cara pemilihan Dekan dan Wakil Dekan diatur dengan Peraturan Universitas. Pasal 46 (1) Masa jabatan Dekan selama jangka waktu 4 (empat) tahun dan dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan, setelah masa jabatan yang pertama berakhir. (2) Masa jabatan Wakil Dekan selama jangka waktu 4 (empat) tahun dan dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan, setelah masa jabatan yang pertama berakhir. Pasal 47 Halaman 23 dari 43

24 (1) Dalam hal Dekan berhalangan tidak tetap, Dekan mengusulkan Wakil Dekan kepada Rektor untuk menjalankan tugas-tugas Dekan. (2) Dalam hal Dekan berhalangan tetap, Wakil Dekan bertindak selaku pelaksana tugas Dekan berdasarkan keputusan Rektor. (3) Selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari sejak Dekan berhalangan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Rektor menyelenggarakan pemilihan Dekan. (4) Pemilihan Dekan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dalam Peraturan Universitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (6). Pasal 48 (1) Dalam hal Wakil Dekan berhalangan tetap atau tidak tetap, tugas-tugas Wakil Dekan dilaksanakan oleh Dekan. (2) Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak Wakil Dekan berhalangan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dekan menyelenggarakan pemilihan Wakil Dekan. (3) Pemilihan Wakil Dekan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Universitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (6). Pasal 49 (1) Dalam hal Dekan dan Wakil Dekan berhalangan tetap atau tidak tetap dalam waktu bersamaan, Rektor menunjuk seorang Ketua Program sebagai Pelaksana Tugas Pimpinan Fakultas. (2) Dalam hal Dekan dan Wakil Dekan berhalangan tetap dalam waktu bersamaan, selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak Dekan dan Wakil Dekan berhalangan tetap, Rektor menyelenggarakan pemilihan Dekan dan Wakil Dekan. (3) Pemilihan Dekan dan Wakil Dekan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Universitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (6). Bagian Keenam Senat Fakultas Pasal 50 (1) Senat Fakultas mempunyai tugas dan wewenang: a. bersama-sama dengan Dekan membuat Peraturan Fakultas. b. memberikan persetujuan terhadap Rencana Strategis Fakultas. Halaman 24 dari 43

25 c. memberikan persetujuan terhadap pembentukan, perubahan, penggabungan, dan penutupan satuan organisasi; d. memberikan persetujuan terhadap penetapan kurikulum dan program akademik sesuai dengan Rencana Strategis Fakultas di bidang akademik; e. memberikan persetujuan terhadap tolok ukur mutu kelulusan masingmasing bidang ilmu; f. memberikan persetujuan terhadap rencana kebijakan penilaian prestasi akademik dan kecakapan serta kepribadian mahasiswa dan dosen; g. memberikan persetujuan terhadap norma akademik; h. memberikan persetujuan terhadap kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, otonomi keilmuan, pemberian gelar dan penghargaan akademik; i. memberikan persetujuan terhadap usulan pengangkatan calon dosen tetap; j. memberikan pertimbangan kenaikan jabatan Asisten Ahli dan/atau Lektor; k. memberikan persetujuan untuk mengusulkan pemberian gelar doktor kehormatan (Honoris Causa); l. memberikan persetujuan atas Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Fakultas, Jurusan/Program Studi, Departemen, Program Pascasarjana, Program Diploma, dan Program Profesi; m. memberikan penilaian dan persetujuan terhadap laporan pertanggungjawaban atas kinerja dan pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Dekan, Ketua Jurusan/Program Studi, Ketua Departemen, Ketua Program Pascasarjana, Ketua Program Diploma, dan Ketua Program Profesi pada sidang tahunan dan akhir masa jabatan yang diadakan khusus untuk itu; n. memberikan persetujuan dan/atau rekomendasi penjatuhan sanksi atas pelanggaran norma akademik dan/atau nonakademik oleh dosen dan/atau mahasiswa; o. memilih Calon Dekan yang telah ditetapkan oleh panitia pemilihan; p. memilih Calon Wakil Dekan yang diusulkan oleh Calon Dekan terpilih; q. mengusulkan pemberhentian Dekan dan/atau Wakil Dekan kepada Rektor; r. memberikan pertimbangan kepada Dekan dalam hal usulan pemberhentian Ketua dan Sekretaris Jurusan/Program Studi, Ketua dan Sekretaris Program Pascasarjana, Ketua dan Sekretaris Program Diploma, Ketua dan Sekretaris Program Profesi, atau Ketua Departemen; s. memberikan persetujuan terhadap usulan pemberhentian Wakil Dekan; dan t. menindaklanjuti temuan hasil audit dari Lembaga Audit Pengurus Yayasan; (2) Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Senat Fakultas memiliki alokasi anggaran operasional tersendiri. Halaman 25 dari 43

26 (1) Anggota Senat Fakultas terdiri atas: Pasal 51 a. Guru Besar Tetap; b. Dosen tetap dengan jabatan akademik/pangkat golongan serendahrendahnya IVa; c. Pimpinan Fakultas; d. Ketua Jurusan/Program Studi; e. Ketua Program Pascasarjana; f. Ketua Program Diploma; g. Ketua Program Profesi; h. Ketua Departemen; dan i. Wakil Dosen Tetap Jurusan/Program Studi, Pascasarjana, Diploma, Profesi, dan Departemen. (2) Setiap 1 (satu) orang anggota Senat wakil dosen tetap Jurusan/Program Studi, Pascasarjana, Diploma, Profesi, dan Departemen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf i mewakili 6 (enam) orang dosen tetap. (3) Jurusan/Program Studi, Pascasarjana, Diploma, Profesi, dan Departemen yang memiliki dosen tetap kurang dari 6 (enam) orang, diwakili oleh satu orang anggota senat wakil dosen tetap Jurusan/Program Studi, Pascasarjana, Diploma, Profesi, dan Departemen. (4) Ketua dan Sekretaris Senat Fakultas dipilih dari dan oleh anggota Senat. (5) Ketua dan Sekretaris Senat Fakultas bukan berasal dari pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, d, e, f, g, dan h. (6) Susunan dan kedudukan Senat Fakultas diatur dengan Peraturan Pengurus Yayasan. Bagian Ketujuh Jurusan/Program Studi Pasal 52 (1) Penyelenggaraan jurusan/program studi dipimpin oleh Ketua dan Sekretaris Jurusan/ Program Studi. (2) Tugas dan wewenang serta hak dan kewajiban Ketua dan Sekretaris Jurusan/Program Studi diatur dengan Peraturan Universitas. (3) Ketua Jurusan/Program Studi wajib membuat Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) sesuai dengan tahun buku Yayasan. (4) Mekanisme penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) sebagaimana dimaksud pada ayat (3) didasarkan pada pedoman penyusunan program dan anggaran yang ditetapkan oleh Pengurus Yayasan. Halaman 26 dari 43

27 (5) Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan (4) wajib mendapat persetujuan Senat Fakultas. (6) Ketua Jurusan/Program Studi mempertanggungjawabkan kinerja dan pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Jurusan/Program Studi kepada Senat Fakultas dan Dekan setiap tahun dan pada akhir masa jabatan. Pasal 53 (1) Fakultas dan/atau Jurusan/Program Studi dapat dikembangkan menjadi sekolah (school) yang pengelolaannya di bawah koordinasi Universitas. (2) Pengembangan Fakultas dan/atau Jurusan/Program Studi menjadi sekolah (school) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pengurus Yayasan. Pasal 54 (1) Ketua Jurusan/Program Studi berasal dari dosen tetap Jurusan/Program Studi yang berusia maksimal 60 (enam puluh) tahun dan memiliki gelar serendahrendahnya Magister dengan jabatan akademik serendah-rendahnya Lektor serta memiliki pengalaman menjabat di lingkungan Universitas. (2) Sekretaris Jurusan/Program Studi berasal dari dosen tetap Jurusan/Program Studi yang berusia maksimal 60 (enam puluh) tahun dan memiliki gelar serendah-rendahnya Magister dengan jabatan akademik serendah-rendahnya Lektor. (3) Syarat-syarat lain untuk Ketua dan Sekretaris Jurusan/Program Studi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Universitas. Pasal 55 (1) Ketua dan Sekretaris Jurusan/Program Studi dipilih oleh Dewan Dosen Jurusan/Program Studi. (2) Ketua dan Sekretaris Jurusan/Program Studi diangkat dan diberhentikan oleh Rektor. (3) Ketua Jurusan/Program Studi dapat diberhentikan sebelum berakhir masa jabatannya oleh Rektor atas usul Dekan dengan pertimbangan Senat Fakultas. (4) Sekretaris Jurusan/Program Studi dapat diberhentikan sebelum berakhir masa jabatannya oleh Rektor atas usul Ketua Jurusan/Program Studi melalui Dekan setelah mendapatkan pertimbangan Senat Fakultas. (5) Tata cara pemilihan Ketua dan Sekretaris Jurusan/Program Studi diatur dengan Peraturan Universitas. Halaman 27 dari 43

28 Pasal 56 (1) Masa jabatan Ketua Jurusan/Program Studi selama jangka waktu 4 (empat) tahun dan dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan, setelah masa jabatan yang pertama berakhir. (2) Masa jabatan Sekretaris Ketua Jurusan/Program Studi selama jangka waktu 4 (empat) tahun dan dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan, setelah masa jabatan yang pertama berakhir. Pasal 57 (1) Dalam hal Ketua Jurusan/Program Studi berhalangan tidak tetap, Sekretaris Jurusan/Program Studi menjalankan tugas-tugas Ketua Jurusan/Program Studi. (2) Dalam hal Ketua Jurusan/Program Studi berhalangan tetap, Sekretaris Jurusan/Program Studi bertindak selaku pelaksana tugas Ketua Jurusan/Program Studi. (3) Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak Ketua Jurusan/Program Studi berhalangan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Dekan menyelenggarakan pemilihan Ketua Jurusan/Program Studi. (4) Pemilihan Ketua Jurusan/Program Studi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dalam Peraturan Universitas. Pasal 58 (1) Dalam hal Sekretaris Jurusan/Program Studi berhalangan tetap atau tidak tetap, tugas-tugas Sekretaris Jurusan/Program Studi dilaksanakan oleh Ketua Jurusan/Program Studi. (2) Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak Sekretaris Jurusan/Program Studi berhalangan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dekan menyelenggarakan pemilihan Sekretaris Jurusan/Program Studi. (3) Pemilihan Sekretaris Jurusan/Program Studi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dalam Peraturan Universitas. Pasal 59 (1) Dalam hal Ketua dan Sekretaris Jurusan/Program Studi berhalangan tetap atau tidak tetap dalam waktu yang bersamaan, Dekan menunjuk seorang Halaman 28 dari 43

29 dosen Jurusan/Program Studi sebagai pelaksana tugas Ketua dan Sekretaris Jurusan/Program Studi. (2) Dalam hal Ketua dan Sekretaris Jurusan/Program Studi berhalangan tetap dalam waktu yang bersamaan, selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak Ketua dan Sekretaris Jurusan/Program Studi berhalangan tetap, Dekan menyelenggarakan pemilihan Ketua dan Sekretaris Jurusan/Program Studi. (3) Pemilihan Ketua dan Sekretaris Jurusan/Program Studi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Universitas. Bagian Kedelapan Departemen Pasal 60 (1) Penyelenggaraan Departemen dipimpin oleh Ketua Departemen. (2) Tugas dan wewenang serta hak dan kewajiban Ketua Departemen diatur dengan Peraturan Universitas. (3) Ketua Departemen wajib membuat Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) sesuai dengan tahun buku Yayasan. (4) Mekanisme penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) sebagaimana dimaksud pada ayat (3) didasarkan pada pedoman penyusunan program dan anggaran yang ditetapkan oleh Pengurus Yayasan. (5) Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan (4) wajib mendapat persetujuan Senat Fakultas. (6) Ketua Departemen mempertanggungjawabkan kinerja dan pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Departemen kepada Senat Fakultas dan Dekan setiap tahun dan pada akhir masa jabatan. Pasal 61 (1) Ketua Departemen berasal dari dosen tetap Departemen yang berusia maksimal 60 (enam puluh) tahun dan memiliki gelar serendah-rendahnya Magister dengan jabatan akademik serendah-rendahnya Lektor. (2) Syarat-syarat lain untuk Ketua Departemen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Universitas. (3) Ketua Departemen dipilih oleh Dewan Dosen Departemen. (4) Ketua Departemen diangkat dan diberhentikan oleh Rektor. (5) Ketua Departemen dapat diberhentikan sebelum berakhir masa jabatannya oleh Rektor atas usul Dekan dengan pertimbangan Senat Fakultas. (6) Tata cara pemilihan Ketua Departemen diatur dalam Peraturan Universitas. Halaman 29 dari 43

30 Pasal 62 Masa jabatan Ketua Departemen selama jangka waktu 4 (empat) tahun dan dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan, setelah masa jabatan yang pertama berakhir Pasal 63 (1) Dalam hal Ketua Departemen berhalangan tidak tetap, Dekan menunjuk salah seorang dosen Departemen yang bersangkutan untuk menjalankan tugas-tugas Ketua Departemen. (2) Dalam hal Ketua Departemen berhalangan tetap, Dekan menunjuk salah seorang dosen Departemen yang bersangkutan bertindak selaku pelaksana tugas Ketua Departemen. (3) Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak Ketua Departemen berhalangan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Dekan menyelenggarakan pemilihan Ketua Departemen. (4) Pemilihan Ketua Departemen sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dalam Peraturan Universitas. Bagian Kesembilan Program Pascasarjana Pasal 64 (1) Penyelenggaraan Program Pascasarjana dipimpin oleh Ketua dan Sekretaris Program Pascasarjana. (2) Tugas dan wewenang serta hak dan kewajiban Ketua dan Sekretaris Program Pascasarjana diatur dengan Peraturan Universitas. (3) Ketua Program Pascasarjana wajib membuat Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) sesuai dengan tahun buku Yayasan. (4) Mekanisme penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) sebagaimana dimaksud pada ayat (3) didasarkan pada pedoman penyusunan program dan anggaran yang ditetapkan oleh Pengurus Yayasan. (5) Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) sebagaimana pada ayat (3) tersebut wajib mendapat persetujuan senat fakultas. (6) Ketua Program Pascasarjana mempertanggungjawabkan kinerja dan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Program Pascasarjana kepada Senat Fakultas dan Dekan setiap tahun dan pada akhir masa jabatan. Pasal 65 (1) Ketua Program Pascasarjana yang menyelenggarakan Program Magister (S-2) dan Doktor (S-3) berasal dari dosen tetap fakultas yang pernah mengajar pada Halaman 30 dari 43

STATUTA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

STATUTA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA STATUTA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA MUKADDIMAH Pendidikan dan pengajaran merupakan keperluan asasi manusia hidup sesuai kodrat kemanusiaannya sebagai hamba Allah guna mempertinggi derajat kehidupan dan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undang-undang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undangundang

Lebih terperinci

PERATURAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN DEKAN DAN WAKIL DEKAN. Bismillahirrahmanirrahim

PERATURAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN DEKAN DAN WAKIL DEKAN. Bismillahirrahmanirrahim PERATURAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN DEKAN DAN WAKIL DEKAN Bismillahirrahmanirrahim REKTOR UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI. Presiden Republik Indonesia, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI Presiden Republik Indonesia, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undangundang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undang-undang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Lebih terperinci

BUKU DESKRIPSI JABATAN DAN TUPOKSI UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

BUKU DESKRIPSI JABATAN DAN TUPOKSI UNIVERSITAS MALIKUSSALEH BUKU DESKRIPSI JABATAN DAN TUPOKSI UNIVERSITAS MALIKUSSALEH 1 P e t i k a n B u k u T u p o k s i U n i v e r s i t a s M a l i k u s s a l e h, 2 0 1 5 KATA PENGANTAR Sesungguhnya setiap insan berhak

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dipandang perlu

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENDIDIKAN TINGGI.

: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENDIDIKAN TINGGI. penjelasan pasal demi pasal PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.100, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PENDIDIKAN. Pendidikan Tinggi. Universitas Airlangga. Statuta. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5535) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk dapat berperan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG STATUTA UNIVERSITAS DIPONEGORO. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini ya

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG STATUTA UNIVERSITAS DIPONEGORO. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini ya LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.170, 2015 PENDIDIKAN. Pendidikan Tinggi. Universitas Diponegoro. Statuta. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5721). PERATURAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk dapat berperan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2006 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2006 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2006 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN PENGURUS YAYASAN BADAN WAKAF UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN PENGURUS YAYASAN BADAN WAKAF UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN PENGURUS YAYASAN BADAN WAKAF UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN REKTOR DAN WAKIL REKTOR UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Bismillahirrahmanirrahim PENGURUS

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2006 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2006 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2006 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2006 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2006 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2006 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional dalam bidang pendidikan

Lebih terperinci

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran Ne

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran Ne BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.349, 2011 KEMENTERIAN AGAMA. Organisasi. Tata Kerja. Institut Agama Islam Negeri Surakarta. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI

Lebih terperinci

2017, No Republik Indonesia Nomor 5336); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan P

2017, No Republik Indonesia Nomor 5336); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan P No.748, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. UNY. Statuta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PENGURUS HARIAN BADAN WAKAF UNI- VERSITAS ISLAM INDONESIA TENTANG PEDOMAN PEMBUKAAN, PENGGABUNGAN, DAN PENUTUPAN SA- TUAN PROGRAM PENDIDIKAN DI LINGKUNGAN UNI- VERSITAS

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG STATUTA SEKOLAH TINGGI KESEJAHTERAAN SOSIAL BANDUNG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG STATUTA SEKOLAH TINGGI KESEJAHTERAAN SOSIAL BANDUNG MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 51 / HUK/ 2007 TENTANG STATUTA SEKOLAH TINGGI KESEJAHTERAAN SOSIAL BANDUNG MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG STATUTA POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN KARAWANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG STATUTA POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN KARAWANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG STATUTA POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH NOMOR 02/PED/I.0/B/2012 TENTANG PERGURUAN TINGGI MUHAMMADIYAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

PEDOMAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH NOMOR 02/PED/I.0/B/2012 TENTANG PERGURUAN TINGGI MUHAMMADIYAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH PEDOMAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH NOMOR 02/PED/I.0/B/2012 TENTANG PERGURUAN TINGGI MUHAMMADIYAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH Menimbang Mengingat Berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

2 pendidikan tinggi harus memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan pera

2 pendidikan tinggi harus memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan pera TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PENDIDIKAN. Pendidikan Tinggi. Universitas Diponegoro. Statuta. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 170). PENJELASAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 M U K A D D I M A H Muhammadiyah adalah gerakan Islam, dakwah amar ma ruf nahi munkar yang didirikan oleh K.H.A. Dahlan, bermaksud menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat

Lebih terperinci

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM MUKADDIMAH Universitas Muhammadiyah Mataram disingkat UM Mataram adalah Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA INSTITUT PERTANIAN BOGOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA INSTITUT PERTANIAN BOGOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA INSTITUT PERTANIAN BOGOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara No.934, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. Polbeng. Statuta. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA POLITEKNIK

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang mencakup 4 Perguruan Tinggi, yaitu Universitas Gadjah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran No.1689, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. DosenUNHAN. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG DOSEN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

STATUTA UMSurabaya 1

STATUTA UMSurabaya 1 STATUTA UMSurabaya 1 STATUTA UMSurabaya 2 STATUTA UMSurabaya 3 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 PENGERTIAN Dalam statuta Universitas Muhammadiyah Surabaya, yang dimaksud dengan: 1. Muhammadiyah adalah persyarikatan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2006 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2006 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 30 TAHUN 2006 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan dan pelaksanaan

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembar

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembar No.1433, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Polteknaker. Statuta. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA POLITEKNIK KETENAGAKERJAAN DENGAN

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENYUSUNAN

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Peny

2017, No Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Peny No.619, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. ISBI Aceh. Statuta. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA INSTITUT

Lebih terperinci

KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT IPB NOMOR : 17/MWA-IPB/2003 T E N T A N G ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT IPB NOMOR : 17/MWA-IPB/2003 T E N T A N G ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT PERTANIAN BOGOR KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT IPB NOMOR : 17/MWA-IPB/2003 T E N T A N G ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT PERTANIAN BOGOR MAJELIS WALI AMANAT INSTITUT PERTANIAN BOGOR Menimbang : a. bahwa Majelis Wali Amanat

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS RIAU

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS RIAU SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS RIAU

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lem

2016, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lem No. 312, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. Poltek Negeri Balikpapan. Statuta. IDIKANAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN AGAMA. Institut Agama Islam. IAIN. Organisasi. Ambon.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN AGAMA. Institut Agama Islam. IAIN. Organisasi. Ambon. No. 4, 2007 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN AGAMA. Institut Agama Islam. IAIN. Organisasi. Ambon. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional dalam bidang pendidikan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 153 TAHUN 2000 (153/2000) TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS GADJAH MADA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

2016, No Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 t

2016, No Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 t No.1917, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. Poltera. Statuta. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG Statuta Politeknik

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 152 TAHUN 2000 (152/2000) TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS INDONESIA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 152 TAHUN 2000 (152/2000) TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS INDONESIA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 152 TAHUN 2000 (152/2000) TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS INDONESIA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS BENGKULU

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS BENGKULU SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS BENGKULU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik

Lebih terperinci

REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA,

REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA, PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 518/P/SK/HT/2008 TENTANG SEKOLAH VOKASI REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk meningkatkan dan memajukan program pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 125 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 125 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 125 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI SAMBAS

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI SAMBAS SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA INSTITUT SENI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa untuk dapat berperan sebagai kekuatan moral yang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Menimbang : a. Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu Universitas Airlangga

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA INSTITUT PERTANIAN BOGOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA INSTITUT PERTANIAN BOGOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA INSTITUT PERTANIAN BOGOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS SULAWESI BARAT SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS SULAWESI BARAT DENGAN

Lebih terperinci

TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN PADA TINGKAT FAKULTAS/SEKOLAH DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN PADA TINGKAT FAKULTAS/SEKOLAH DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REVISI TGL 13 APRIL 2016 SALINAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN PADA TINGKAT FAKULTAS/SEKOLAH DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

"MERCY OF GOD" BASIS STANDAR PENDIDIKAN TINGGI ISLAM

MERCY OF GOD BASIS STANDAR PENDIDIKAN TINGGI ISLAM PRAKTIK BAIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI Kebijakan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Perguruan Tinggi "MERCY OF GOD" BASIS STANDAR PENDIDIKAN TINGGI ISLAM KARIYAM * *UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.602, 2015 KEMENRISTEKDIKTI. Universitas Tadulako. Statuta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk dapat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk dapat

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional dalam bidang pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS TEUKU UMAR

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS TEUKU UMAR - 1 - SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, No.1801, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. AKN Aceh Barat. Statuta. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVESITAS GUNADARMA Nomor : 06.1/SK/REK/UG/2016

KEPUTUSAN REKTOR UNIVESITAS GUNADARMA Nomor : 06.1/SK/REK/UG/2016 KEPUTUSAN REKTOR UNIVESITAS GUNADARMA Nomor : 06.1/SK/REK/UG/2016 Tentang ORGANISASI, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB UNIVERSITAS GUNADARMA Menimbang Mengingat : 1. Bahwa penyelenggaraan dan pelaksanaan pendidikan

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negar

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negar No.1541, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. UNP. Statuta. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI FAKFAK

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI FAKFAK SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS GADJAH MADA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS GADJAH MADA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS GADJAH MADA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Pen

2017, No Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Pen No.620, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. Unud. Statuta. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Pe

2017, No Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Pe No.1481, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. Statuta Polman Bandung. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS HASANUDDIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS HASANUDDIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS HASANUDDIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

2016, No Republik Indonesia Nomor 5336); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan

2016, No Republik Indonesia Nomor 5336); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan No.1538, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. Unimor. Statuta. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2007

KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2007 KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2007 1 MUKADDIMAH Universitas Islam Indonesia didirikan untuk membentuk cendikiawan muslim dan pemimpin bangsa yang berkualitas, bermanfaat bagi masyarakat,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS TANJUNGPURA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS TANJUNGPURA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS NUSA CENDANA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS NUSA CENDANA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS NUSA CENDANA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci